RIAUMANDIRI.CO, SIAK - Tim Pengabdian Universitas Riau (Unri) yang berada di Kampung Keranji Guguh, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, melaksanakan program sosialisasi budidaya dan pengolahan ikan di kampung setempat, Kamis (15/8/2019).
Koordinator Desa Tim Pengabdian Universitas Riau di Kampung Keranji Guguh, Galih Razuna Alghifari, menjelaskan, program ini merupakan salah satu langkah Tim Pengabdian Universitas Riau yang ditempatkan di Kampung Keranji Guguh untuk menggali potensi desa agar menjadi lebih optimal.
Program sosialisasi budidaya dan pengolahan ikan ini bekerja sama dengan penyuluh perikanan Kecamatan Koto Gasib yaitu, Jamalus Ishak, SPi.
“Program ini adalah salah satu bentuk pengoptimalan potensi yang dimiliki oleh Kampung Keranji Guguh. Kami, tim pengabdian Universitas Riau, melihat beberapa potensi yang belum terkelola ataupun optimal dalam pemanfaatannya dan salah satu potensi yang belum optimal tersebut adalah di bidang perikanan. Padahal warga di Kampung Keranji Guguh yang memiliki kolam ikan terbilang cukup banyak,” jelas Galih dalam keterangan tertulis yang diterima Riaumandiri.co, Ahad (18/8/2019).
Dijelaskannya, selama 1 bulan Tim Pengabdian Universitas Riau berada di Kampung Keranji Guguh, potensi perikanan yang ada di Kampung Keranji Guguh tersebut belum dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi yang mencoba usaha tersebut. Hal ini disebabkan kurangnya relasi penjual ikan dengan pihak yang mau menampung atau membeli ikan-ikan yang telah masuk waktu panen.
Potensi perikanan di Kampung Keranji Guguh, kata Galih, sangat menguntungkan bagi warganya apabila dikelola dengan baik dan telah memiliki pembeli yang siap menampung setiap memasuki waktu panen. Selain itu potensi perikanan ini juga dapat menyeimbangi potensi perkebunan kelapa sawit yang ada di Kampung Keranji Guguh.
“Oleh karena itu, kami ingin masyarakat tidak hanya fokus pada potensi perkebunan sawit yang telah ada. Kami ingin masyarakat dapat mengoptimalkan potensi lain yang ada di Kampung Keranji Guguh agar penghasilan yang didapatkan oleh masyarakat tidak hanya bergantung pada kelapa sawit,” imbuhnya.
Galih menuturkan, program ini sebenarnya tidak hanya memberikan ilmu mengenai budidaya ataupun pengolahan ikan, akan tetapi juga diberikan ilmu bagaimana pemasaran ataupun menjalin relasi dengan pihak-pihak yang mau menampung penjualan ikan.
Program ini secara mendalam, ujarnya, membahas bagaimana budidaya ikan lele dan ikan nila. Begitu pula dengan pengolahannya yang mana masyarakat diajarkan mengolah ikan lele menjadi bakso lele dan kemudian bagaimana cara memasarkannya agar dapat menarik pembeli.
Program Tim Pengabdian Unri ini mendapat dukungan dari Penghulu Kampung Keranji Guguh, M Noor.
Menurutnya, potensi yang dimiliki oleh Kampung Keranji Guguh sangatlah banyak oleh karena itu hanya perlu waktu dan inovasi-inovasi dalam memanfaatkan potensi tersebut.
“Kampung Keranji Guguh banyak memiliki potensi, namun potensi kampung yang saat ini mendominasi adalah potensi perkebunan kelapa sawit karena telah ada sejak dulu. Makanya masayrakat saat ini terlalu bergantung pada potensi kelapa sawit yang telah ada. Karena itu perlu inovasi-inovasi pemanfaatan potensi kampung dan ajakan kepada masyarakat agar menggali potensi-potensi yang ada sehingga dapat menjadi nilai tambah serta penghasilan bagi masyarakat itu sendiri. Saya berharap dengan dilaksanakannya program ini masyarakat dapat menggali potensi kampung khususnya dalam potensi perikanan,” ujar Noor.